Di antara manfaat dzikir adalah tumbuhnya rasa cinta kepada Allah Shubhanahu
wa ta'alla di dalam hati sanubari, dan orang yang mencintai sesuatu maka
dia akan selalu menyebutnya. Di antara manfaat dzikir adalah tumbuhnya jiwa
yang selalu kembali kepada -Nya, maka Allah Shubhanahu wa ta'alla sebagai
Zat untuk berlindung kepada -Nya….
Di antara manfaat
dzikir adalah sebagai pintu untuk
mendapatkan ilmu dan pengetahuan, di mana dia akan memahami berbagai macam ilmu
yang tidak dipahaminya kecuali dengan berzikir kepada Allah Shubhanahu wa
ta'alla. Oleh karena itulah banyak para ulama yang memanfaatkan zikir kepada Allah sebagai sarana untuk memahami
perkara-perkara yang sulit. Lihatlah syikhul Islam Ibnu Taimiyah, dia berkata:
Terkadang aku tidak memahami suatu masalah lalu aku beristigfar seratus kali
kemudian berdo’a kepada Allah Shubhanahu wa ta'alla: Ya Allah Yang telah
mengajarkan Nabi Ibrahim, ajarkanlah ilmu ini kepadaku, Ya Allah Yang telah
memberikan kepahaman kepada Nabi Sulaiman berikanlah kepahaman kepadaku”. Ibnul
Qoyyim murid Ibnu Taimiyah rahimhullah berkata tentang syekhnya: Apabila beliau
telah melaksanakan shalat fajar maka beliau tetap duduk pada majlisnya guna berzikir kepada Allah Shubhanahu
wa ta'alla dan meminta ampun kepada -Nya sampai matahari meninggi, lalu aku
bertanya kepadanya kenapa hal itu dilakukannya: Wahai anakku, inilah sarapan pagiku
dan seandainya aku meninggalaknnya maka hancurlah kekuatanku”.
Di antara manfaat
zikir adalah dia bisa membuat hati menjadi kuat dan mengokohkannya di saat yang
paling genting. Oleh karena itulah kita melihat banyak peperangan yang
dimenangkan oleh kaum muslimin padahal jumlah mereka sedikit sementara musuh
berjumlah banyak dan senjata yang kuat.
Di antara manfaat
dzikir adalah dia menghapuskan sikap menjauh antara seorang hamba dengan
Tuhannya. Majlis dzikir adalah majlis yang dikelilingi oleh para malaikat dan seorang
hamba akan terbebas dari kerugian pada hari kiamat.
Sekalipun berzikir kepada Allah Shubhanahu wa ta'alla adalah
ibadah yang paling mudah dan paling gampang bagi seorang hamba namun timbangan
pahalanya sangat berat di sisi Allah Shubhanahu wa ta'alla pada hari
kiamat kelak, sebab Nabi Muhammad Shallallahu aliahi wa sallam bersabda:
Dua kalimat yang ringan di lisan, berat timbangannya dan disenangi oleh
Allah Yang Maha Penyayang adalah: Subahanallahil Aziim dan Subahanallahu Wa bi
Hamdihi”. Al-Bukhari kitab Al-Da’wat hal: 6406. Dua kalimat ini tidak
membutuhkan waktu yang banyak dan tanaga yang besar namun dia hanya membutuhakn
taufiq dan hidayah dari Allah Shubhanahu wa ta'alla semata.
Tanaman-tanaman surga adalah dzikir kepada Allah Shubhanahu wa
ta'alla. Di dalam hadits yang shahih disebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Aku telah bertemu dengan Nabi Ibrahim pada
peristiwa isra’ mi’raj dan dia berkata: Wahai Muhamad samapikanlah salamku
kepada umatmu dan beritahukan kepada mereka bahwa surge itu memiliki tanah yang
indah, air yang segar di dalamnya terdapat sebuah tanah lapang yang dan tanaman
yang tumbuh padanya adalah سبحان الله والحمد لله ولاإله إلا الله
والله أكبر HR. Turmudzi kitabud
da’wat hal.3462 hadits shahih. Oleh karena itulah orang yang mengatakan: سبحان الله وبحمده maka
akan ditanamkan baginya sebuah tanaman di dalam surga.
Berzikir kepada Allah akan membuat
hati menjadi lembut dan tidak keras. Seorang lelaki datang kepada salah seorang
ulama salaf dan mengadu kepadanya kekerasan hatinya serta ketidak khusyu’an dan
ketundukannya kepada Allah Shubhanahu wa ta'alla lalu dia menjawab: Tatalah
kekerasan hatimu dengan berzikir kepada Allah Shubhanahu
wa ta'alla.
Berzikir adalah salah satu cara
untuk mendatangkan nikmat Allah:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu,". (QS. Ibrahim: 7).
Berzikir
kepada Allah Shubhanahu wa ta'alla sebagai salah satu sebab seseorang
hamba menadapat do’a ampunan dari para malaikat:
قال الله تعالى: ﴿ ياأيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا . وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا .
هُوَ ٱلَّذِي يُصَلِّي عَلَيۡكُمۡ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ
لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَكَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمٗا ﴾ [الأحزاب : 41-43 ]
”Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi
dan petang. Dialah yang memberi rahmat
kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah dia Maha Penyayang
kepada orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Ahzab: 41-43)
Allah Ta’ala membanggakan orang-orang yang berzikir kepada -Nya di hadapan para malaikat.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimhullah di dalam kitab shahihnya dari Abi
Said berkata: Mu’awiyah keluar menuju sebuah kelompok di dalam masjid lalu dia bertanya:
“Apakah yang mendorong kalian duduk-duduk berkumpul di sini? “Kami duduk-duduk
untuk berzikir kepada Allah”. Jawab mereka. “Demi Allah kalian tidak berkumpul
kecuali karena tujuan tersebut?”. Tanyanya kembali. “Demi Allah kami tidak
berkumpul kecuali karena tujuan tersebut”. Jawab mereka kembali. Lalu Mu’awiyah
berkata: “Sesungguhnya aku tidak meminta kalian bersumpah atas nama Allah Shubhanahu
wa ta’alla karena aku mencurigai kalian, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam keluar menuju para shahabat yang sedang berkumpul lalu
beliau bertanya: “Apakah yang mendorong kalian duduk-duduk di sini? “Kami duduk
berkumpul guna berdzikir kepada Allah dan memuji -Nya karena telah menunjukkan
dan menganugrahkan Islam kepada kami”. Jawab mereka. “Demi Allah kalian tidak
duduk berkumpul kecuali karena tujuan tersebut?”. Tanya Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam kepada mereka. Mereka menjawab: “Demi Allah kami tidak
duduk kecuali karena hal tersebut”. Lalu beliau bersabda: Demi Allah, aku tidak
meminta kalian bersumpah karena aku mencurigai kalian, akan tetapi Jibril
datang kepadaku bahwa Allah Ta’ala membanggakan kalian di hadapan para
malaikat”. HR. Muslim kitab Al-Zikr Wa Du’a hal. 2701.
Wahai
saudara-saudara yang beriman! Kitab-kitab hadits penuh dengan berbagai
baca-bacaan dzikir, do’a dan wirid-wirid yang dianjurkan untuk membacanya dalam
kehidupan sehari-hari baik siang atau malam, baik pagi atau petang. Di antara dzikir-dzikir
tersebut ada yang bersifat mutlak yang boleh diucapkan setiap waktu dan keadaan
dan ada sebagian dzikir yang diucapkan pada saat sebab-sebabnya ada.
Kami akan
ketengahkan contoh-contoh dzikir ini semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla memberikan
petunjuk -Nya bagi kita untuk bisa menghapalnya, agar lisan kita selalu mengucapkannya
dan kita dicatat sebagai orang-orang yang selalu berzikir kepada Allah.
Di antaranya,
hadits yang berbicara tentang orang yang dirundung kebimbangan, kebingungan,
bencana atau petaka. Yaitu do’a yang diucapkan oleh Dzin Nun alaihis salam:
قال الله تعالى: ﴿
أَن لَّآ إِلَٰهَ
إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴾
[الأنبياء: 87]
"Bahwa tidak ada Tuhan selain
Engkau. Maha Suci Engkau, Sesungguhnya Aku adalah termasuk orang-orang yang
zalim." (QS. Al-Anbiya’: 87).
Dan apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ditimpa
suatu musibah maka beliau berkata: Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam dirundung kesusahan karena suatu perkara maka beliau membaca: “يا حي يا قيوم
برحمتك أستغيث” Ya Allah
Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri dengan rahmatMu aku memohon
pertolongan”. HR. Turmudzi, kitabud da’wat hal. 3524.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memberikan tuntunan
bagi orang yang banyak hutang dan kebingungan untuk mengucapkan do’a seperti
apa yang diriwayatkan oleh Ali radhiallahu anhu dan sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam kepada orang yang tidak mampu membayar hutangnya:
Tidakkah aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yang telah diajarkan
kepadaku oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam walau seandainya
engkau memiliki hutang sebesar gunung niscaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan
menunaikan hutangmu dan beliau mengajarkan: bacalah
اَللَّهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلاَلِكَ عَنْ
حَرَامِكَ وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Ya Allah! Cukupilah aku dengan rezeki -Mu yang
halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan karuniaMu
(hingga aku tidak minta) kepada selainMu.” [154]
Wahai orang-orang
yang beriman hendaklah kalian selalu berdzikir kepada Allah Shubhanahu wa
ta’alla dan bertaqwa kepada -Nya dan ingatlah firman Allah Ta’ala:
قال الله تعالى: ﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ
وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ﴾ [ المنافقون: 9]
”Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian Maka mereka
Itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun: 09).
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu
wa ta’alla semata, Tuhan semesta alam. Semoga Allah Shubhanahu wa
ta’alla mencurhkan shalawat dan salam kepada penghulu kita Muhammad Shalallahu
‘alihi wasallam, kepada keluarga dan para shahabatnya.
Khutbah Kedua
Segala puji hanya milik Allah Shubhanahu
wa ta’alla, Tuhan semesta alam, dan kesudahan yang baik hanya bagi orang-orang
yang bertaqwa dan tiada permusuhan kecuali kepada orang-orang yang dzalim. Dan
aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali
Allah Shubhanahu wa ta’alla, Pelindung orang-orang yang shaleh, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, imam orang-orang yang
bertaqwa…
Amma Ba’du: Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ
أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ
ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا﴾ [الأحزاب: 21]
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat”. (QS. Al-Ahzab: 21).
Mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka
ikutilah petunjuk mereka. (QS. Al An’am: 90).
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
telah mengajarkan kepada kita berbagai bacaan dzikir yang semestinya dibaca
pada setiap sisi kehidupan. Di antaranya ada bacaan dzikir yang dibaca saat
tidur dan bangun tidur, di dalam shahihul Bukhari dari Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wa sallam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang bangun dari tidurnya pada waktu malam lalu membaca:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. الحَمْدُ لِلَّهِ وسُبْحَانَ
اللهِ، وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ
إِلاَّ بِاللهِ أللهم اغْفِرْ لِيْ [أخرجه البخاري]
‘Tiada Tuhan yang
haq selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi -Nya. Bagi -Nya kerajaan dan
pujian. Dia -lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. segala puji bagi Allah
Maha Suci Allah, tiada Tuhan yang haq selain Allah, Allah Maha Besar, tiada
daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha
Agung’. ‘Wahai, Tuhanku! Ampunilah dosaku’. Dan apabila dia berdo’a maka
Allah akan mengabulkan do’anya dan apabila dia berwudhu’ dan shalat maka
shalatnya akan terima”.HR. Bukhari kitab Al Jum’ah hal. 1154
Saudara sekalian. Manhaj generasi salaf sangat jelas dan terang bagi orang yang
menela’ah perjalanan hidup dan sejarah mereka. Mereka bangun pagi sebelum waktu
fajar tiba, lalu mendirikan shalat malam semampu mereka kemudian mengakhiri
shalat malam dengan mengerjakan shalat witir sebelum fajar tiba.
Allah Ta’ala memuji orang-orang yang mengucapakan istighfar
pada waktu sahur, lalu apabila fajar telah terbit dia bangkit mendirikan dua
rekaat sunnah fajar, kemudian diikuti dengan menidirikan shalat dua rekaat
fajar, setelahnya duduk berzikir sehingga matahari terbit seukuran tombak kemudian
dilanjutkan dia bangkit mendirikan shalat dua rekaat. Barangsiapa yang
mengerjakan aktifitas ini secara berkesinambungan maka lisannya termasuk lisan
yang senantiasa berdzikir kepada Allah Azza Wa Jalla dan termasuk orang-orang
yang banyak berdzikir kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, orang-orang
yang dijanjikan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla, dengan ampunan -Nya,
pahala yang agung dan kemenangan di dunia dan akherat.
Saudaraku yang beriman, nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh dalam mengajarkan para shahabat
berbagai macam bacaan dzikir. Bahkan disebutkan di dalam riwayat bahwa Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada para shahabat untuk
selalu beristiharah di dalam segala perkara mereka sebagaimana beliau
mengajarkan kepada mereka surat-surat Al-Qur’an.[1]
Diriwayatkan oleh Mus’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqas dari
bapaknya radhillahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersungguh-sungguh mengajarkan kepada kami bacaan-bacaan dzikir
di bawah ini sebagaimana seseorang mengajarkan tata cara menulis:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اللهم إني أعوذبك من البخل وأعوذبك من
الجبن و أعوذبك من أن نرد إلى أرذ العمر و أعوذبك من فتنة الدنيا وعذاب الآخرة » [ أخرجه البخاري ]
“Ya
Allah kami berlindung kepada -Mu dari sifat kikir, dan aku berlindung kepadaMu
dari sifat pengecut, dan aku berlindung kepadaMu dari dikembalikan kepada usia
yang lanjut, aku berlindung kepadaMu dari fitnah dunia dan siksa kubur”.
Al-Bukhari, kitab da’wat hal 6027.
Dan apabila salah seorang di antara mereka salam
mengucapkan suatu bacaan tertentu; mendahulukan kata-kata yang disebutkan
belakangan maka mereka kembali merevisi bacaan mereka dihadapan Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam agar amalkan dengan penuh ketepatan.
Dari Al Barra’ bin Azib radhiallahu anhu berkata; Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu maka
wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah di sisi pinggangmu yang
sebelah kanan lalu ucapaknlah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اَللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وجهي إِلَيْكَ،
وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِيَ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ
ظَهْرِيْ إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا
مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ
الَّذِيْ أَرْسَلْتَ » [ أخرجه أحمد في مسنده ]
“Ya Allah,
aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada -Mu, aku
menghadapkan wajahku kepada -Mu, aku menyandarkan punggungku kepada -Mu, karena
senang (mendapatkan rahmat -Mu) dan takut pada (siksaan -Mu, bila melakukan
kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman) -Mu,
kecuali kepada -Mu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan
(kebenaran) Nabi -Mu yang telah Engkau utus.” (HR. Ahmad).
Apabila engkau meninggal dunia (di
waktu tidur), maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah (agama
Islam)”. Apabila dirimu meninggal pada malam itu maka engkau mati dalam keadaan
fitrah. Dan jadikanlah bacaan tersebut sebagai ucapan terakhir yang terucap darimu. Perawi berkata: Maka
akupun memperdengarkan bacaanku kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam dan pada saat bacaanku sampai pada kalimat:
(آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ
أَنْزَلْتَ) lalu aku berkata: (ورسولك) maka beliau menegurku: “Bukan
itu”, tegur beliau, yang benar adalah
Demi Allah, semua dzikir-dzikir ini
adalah perisai yang menjaga seseorang dari tipu daya setan baik jin dan
manusia, penangkal dari segala yang membahayakan manusia.
Saudaraku seiman, aku berwasiat kepada kalian untuk
selalu membaca dzikir-dzikir ini, memiliki buku-buku yang menghimpun
bacaan-bacaan dzikir ini, semuanya mudah didapatkan, di antara buku-buku
tersebut ada yang besar seperti kitab karangan imam Nawawi, dan diantaranya ada
kitab-kitab saku yang kecil yang mudah di bawa ke mana-mana.
Janganlah kita hanya mengkhususkan diri kita semata
dengan bacaan-bacaan dzikir tersebut, hendaklah kita didik anak-anak kita untuk
selalu membaca dzikir-dzikir ini agar mereka tumbuh dan terbiasa dengan berdzikir
dan taat kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla.
Di
akhir khutbah ini aku mengingatkan kepada saudara-saudaraku seiman dengan
sebuah bacaan yang merupakan salah satu bekal yang sangat agung di dalam surga,
aku mewasiatkan kalian dan diriku sendiri untuk selalu menjaganya, itulah
sayyidul istigfar, di mana orang yang membacanya di saat pagi dan petang dan
dia meyakininya lalu meninggal dunia pada hari tersebut atau pada malam
tersebut maka dia pasti masuk surga. Bacaan zikir tersebut adalah:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ
وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ
مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ
بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ
بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
[ رواه البخاري]
“Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku,
tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan
aku. Aku adalah hamba -Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan -Mu semampuku. Aku berlindung kepada - Mu
dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui
dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau.” Al-Bukhari kitabud Da’wat: hal. 6306.
Jagalah agar selalu tetap membaca ayat kursi setiap kali
selesai shalat sebab orang yang selalu membacanya setelah selesai shalat maka
sungguh tidak ada penghalang antara dirinya dengan surga kecuali jika dia meninggal
dunia.
Wahai
sekalian manusia: Seorang yang shaleh pernah berkata; Sungguh jika aku
melakukan suatu maksiat maka aku mendapatkan akibatnya pada prilaku hewan dan
istriku (yang aneh), sebuah akibat yang begitu sensitif. Alangkah jernihnya
hati dan jiwa mereka. Sebalikanya, kita melihat sebagian orang yang tenggelam
dan dikalahkan oleh kemaksiatan serta hawa nafsu membela diri dengan berbagai
alasan saat bencana dan musibah menimpa mereka dan mereka lupa bahwa yang
menciptakan semua itu adalah Zat yang menciptakan sebab dan Tuhan semesta alam,
pencipata segala sesuatu dari tanah, yang menangguhkan akibat suatu kemaksiatan
namun Dia tidak pernah lengah sedikitpun, menganugrahkan segala nikmat -Nya
kepada seluruh hamba-hamba -Nya sekalipun mereka bermaksiat kepada -Nya,
menampakkan kepada mereka sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah Shubhanahu
wa ta’alla sebagai peringatan walau mereka tetap tidak mau menyadari.
Sesungguhnya benci terhadap kemaksiatan adalah sebagai
bukti adanya keimanan di dalam sanubari seorang hamba, disebutkan di dalam
sebuah hadits: Sesungguhnya apabila orang yang beriman berbuat suatu kebaikan
maka dia gembira dengannya dan dia mengharap pahala dari perbuatan tersebut,
dan apabila dia terjebak kemaksiatan maka dia takut dengan akibat kemaksiatan
tersebut”.
Inilah
yang dapat saya sampaikan, dan ucapkanlah shalawat dan salam kepada peminpin
dan penghulu kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarga
dan para shahabatnya yang mulia. Dan aku berdo’a kepada Allah Ta’ala agar Dia
menjadikan kita sebagai orang yang selalu berdzikr kepada -Nya, mempermudah
jalan yang kita tempuh, melapangkan dada-dada kita, menyampaikan kita kepada
tujuan kita baik dalam urusan agama, dunia dan akhirat.