Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam, Yang mencukupkan segala perkara orang-orang yang bertaqwa:
قال الله تعالي: ﴿ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ﴾
( الطلاق : 3)
"Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)
nya"(QS. Al-Thalaq: 3)
Dia telah memeritnahkan kekasihNya
dan manusia pilihanNya serta seluruh orang yang beriman untuk bertawakkal
kepadaNya:
قال الله تعالي: ﴿ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ
يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ ﴾
( آل
عمران : 159)
" Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang
yang bertawakal kepada-Nya." (QS. Ali Imron: 159)
Kami memuji Allah dan memohon
pertolongan kepadaNya… dan kami belindung denganNya dari kejahatan diri kami
dan keburukan perbuatan kami. Barangsiapa yang telah diberikan petunjuk oleh
Allah maka tiada seorangpun yang mampu memberikannya petunjuk dan barangsiapa
yang disesatkannya maka tiada seorangpun yang menjadi penolong dan penunjuk
jalan baginya. Amma Ba’du:
Allah telah menjamin dan
berjanji kepada orang yang bertawakal kepadaNya untuk diberikan kecukupan.
Makhluk ini adalah ciptaanNya dan semua urusan ada di tanganNya:
قال الله تعالي: ﴿ إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ
لَهُ كُنْ فَيَكُونُ﴾
(يس :
82)
"Sesungguhnya perintah-Nya
apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia." ( QS. Yasin: 82).
Tawakkal
adalah menyeraahkan segala urusan kepada Zat yang memiliki segala keputusan bagi
semua urusan, yaitu Allah Ta’ala. Hal disebabkan kelemahan seorang hamba untuk
mengatur diri mereka sendiri. Tidak ada nafas yang keluar atau masuk kecuali
dengan izin Allah. Dan yang kedua adalah karena kesempurnaan ilmu dan kekuasaan
Allah.
Tawakkal
itu tidak bertentangan dengan kewjaiban untuk berusaha, bahkan seorang hamba
diharuskan unuk berusaha sebagai sebab dengan syarat agar seorang hamba tidak
boleh menggantungkan hati dengannya.
Seorang Badui datang kepada Nabi
shallallahu alaihi wa sallam dan beliau berkata kepadanya: Dari manakah engkau
datang?. “Dari Syam”, jawab orang badui tersebut. “ Apakah dengan berjalan kaki
atau dengan berkendaraan?. Tanya beliau kembali. “Berkendaraan”. Jawabnya.
“Lalu di manakah kendaraanmu?. Tanya beliau kembali. “Aku meninggalkannya di
balik gunung”. Jawabnya. Beliau bertanya kembali: Apakah engkau telah
mengikatnya?”. “Tidak aku meninggalkannya lalu bertawakkal kepada Allah”.
Jawabnya. “Ikatlah dia lalu bertwakkal kepada Allah”. Perintah Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam. Maksudnya adalah agar seseorang berusaha
mengerjakan sebab-sebab kesuksesan) dan stelahnya baru berserah diri kepada
Allah Ta’ala.
Adapan
macam-macam takwakkal adalah Pertama: bertawakkal kepada Allah dalam masalah
rizki dan ajal. Seorang muslim berkeyakinan bahwa rizki dan ajal telah
ditetapkan oleh Allah pada saat dirinya masih berada di dalam perut ibunya.
Berdasarkan hadits riwayat Muslim: Sesungguhnya salah seorang di antara kalian
dikumpulkan penciptaanya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari,
kemudian dia menjadi segumpal darah dalam masa yang sama seperti itu, kemudian
dia berubah menjadi segumpal daging dalam masa yang sama seperti itu, kemudian
Allah memerintahkan kepada para malaikat lalu dia diperintahkan untuk menulis
empat perkara. Dan dikatakan kepadanya tulislah amal, rizki, ajal dan nasibnya
apakah dia sengsara atau bahagia, kemudian barulah ditiupkan ruh kepadanya…”.[1]
Seorang
muslim berkeyakinan bahwa ajalnya tidak akan pernah berkurang walau satu
saatpun, dan tidak pula berkurang dari rizkinya walau seukuran atom.
Berdasarkan sebuah riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Wahai
sekalian manusia, takutlah kepada Allah dan memohonlah dengan cara yang baik.
Sesungguhnya satu jiwa tidak akan mati sehingga dia mengambil rizkinya secara
sempurna walau datangnya terlambat (dari harapannya). Bertqwalah kepada Allah
dan memohonlah dengan cara yang baik. Ambillah apa-apa yang dihalalkan dan
tinggalkanlah apa-apa yang diharamkannya”.[2]
Jenis-jenis tawakkal adalah
bertawakkal kepada Allah saat datangnya musibah. Di dalam hadits qudsi
disebutkan bahwa Allah Ta’ala berfirman: Wahai malaikat maut engkau engkau
telah mencbut nyawa anak seorang hambaKu?. Engkau telah mencabut nyawa penyejuk
pandangannya dan buah hatinya?. Malaikat maut menjawab: Benar”. Allah bertanya:
Apa yang dikatakannya?. Malaikat maut menjawab: Dia memuji Allah dan istrija’[3]Allah Ta’ala berfirman:
Buatkanlah baginya sebuah rumah di dalam surga dan sebutlah namanya dengan
rumah pujian”.[4]
Auf bin malik datang kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata: Sesungguhnya anaku telah
ditawan oleh sekolompok kaum. Maka Raslullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: Perbanyaklah mengucapkan:
لا حول ولا قوة إلا بالله
maka diapun mengerjakannya. Lalu
musuh terlalai dengan anak yang menjadi tawanan tersebut maka diapun terlepas,
dan dia mendapatkan seekor kambing lalu dibawanya kambing tersebut lari bersama
dirinya. Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالي: ﴿وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ﴾
( الطلاق: 2-3 )
"Barang siapa yang bertakwa
kepada
Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya". (QS. Al-Thalaq: 2-3).
Makasudan sepantasnya bagi seorang
hamba untuk memohon tawakkal kepada Allah Ta’ala berdasarkan hadits:
اللهم إني أسألك صدق التوكل عليك اللهم اجعلني ممن توكل
عليك فكفيته
“Ya Allah anugrahkanlah kepada kami rasa
tawakkal yang sebenarnya, Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
bertawakkal kepadaMu lalu Engkau mencukupkan Aku”.
Dan
seorang hamba harus yakin bahwa tetapnya suatu keadaan dalam satu kondisi yang
permanent adalah mustahil. Dan di antara kedipan dan pejaman mata Allah
menjadikan banyak perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain.
Kita telah berjalan di atas
garis yang telah ditetapkan baginya
Barangsiapa yang ditetapkan
baginya suatu keadaan, maka dia menjalaninya
Barangsiapa yang tempat
kematiannya telah tercatat disebuah negeri
Maka dia pasti tidak akan
menemukan kematiannya di negeri yang lain
Orang
yang tidak bertwakkal kepada Allah akan sengsara oleh hati dan angan-angan yang
bercerai berai, hidup tertekan karena takut dengan masa depan yang suram,
bersedih atas masa lalu, tidak rela dengan keadaan dirinya, dada menyempit dan
penyakit menghantui. Maha Benar Allah dengan firmanNya:
قال الله تعالي: ﴿ وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ
شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ
وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ ﴾ (
الزخرف: 37 )
"Barang siapa yang berpaling
dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an) Kami adakan baginya setan (yang
menyesatkan)
maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (37) Dan
sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang
benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk".( QS.
Al-Zukhruf: 37).
Wahai Tuhanku semua perkara
di tanganMu
Semua urusanku telah ku
serahkan kepadaMu
Saat diriku tenggelam dalam
Lumpur kesulitan
Terombang-ambing terbentur
batu-batu raksasa
Adakah asa selain diriMu,
saat keresahan menyelimuti
Menghempaskan bahtera
kehidupan yang ku lalui
Hanya
ini yang dapat aku sampaikan, aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung
untuk diriku dan kalian semua. Mohonlah ampunanNya…..