Tuesday, December 30, 2014

S Y A F A’A T



Firman Allah swt :


“Dan berilah peringatan dengan apa yang telah diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dikumpulkan kepada Rabb mereka (pada hari kiamat), sedang mereka tidaklah mempunyai seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain Allah, agar mereka bertakwa.” (QS. Al an’am: 51).

“Katakanlah (hai Muhammad): "hanya milik Allah lah syafaat itu semuanya.” (QS. Az zumar: 44).

 “Tiada seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizin-Nya.” (QS. Al baqarah: 225).


“Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengiizinkan (untuk diberi syafaat) bagi siapa saja yang dikehendaki dan diridhai-Nya.” (QS. An Najm: 26).


“Katakanlah: “serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tak memiliki kekuasaan seberat dzarrahpun di langit maupun di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu andil apapun dalam (penciptaan) langit dan bumi, dan sama sekali tidak ada di antara mereka menjadi pembantu bagi-Nya. Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah, kecuali bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu …” (QS. Saba’: 22).Abu Abbas ( ) mengatakan: “Allah telah menyangkal segala hal yang menjadi tumpuan kaum musyrikin, selain diri-Nya sendiri, dengan menyatakan bahwa tidak ada seorangpun selain-Nya yang memiliki kekuasaan, atau bagiannya, atau menjadi pembantu Allah.

Adapun tentang syafa’at, maka telah ditegaskan oleh Allah bahwa syafaat ini tidak berguna kecuali bagi orang yang telah diizinkan untuk memperolehnya, sebagaimana firman-Nya:

 “Dan mereka tidak dapat memberi syafa’at, kecuali kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al Anbiya’: 28).

Syafa’at yang diperkirakan oleh orang-orang musyrik itu tidak akan ada pada hari kiamat, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Al qur’an.

Dan diberitakan oleh Nabi saw : “bahwa beliau pada hari kiamat akan bersujud kepada Allah dan menghaturkan segala pepujian kepada-Nya, beliau tidak langsung memberi syafaat lebih dahulu, setelah itu baru dikatakan kepada beliau: “Angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya ucapanmu pasti akan didengar, dan mintalah niscaya permintaanmu akan dikabulkan, dan berilah syafa’at niscaya syafa’atmu akan diterima”.  (HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Hurairah ra bertanya kepada beliau: “siapakah orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’atmu? Beliau menjawab: “yaitu orang yang mengucapkan la Ilaha Illallah dengan ikhlas dari dalam hatinya”. (HR. Bukhari dan Ahmad).

Syafa’at yang ditetapkan ini adalah syafaat untuk Ahlul Ikhlas Wattauhid (orang-orang yang mentauhidkan Allah dengan ikhlas karena Allah semata) dengan seizin Allah; bukan untuk orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya.
Dan pada hakikatnya, bahwa hanya Allah lah yang melimpahkan karunia-Nya kepada orang-orang yang ikhlas tersebut, dengan memberikan ampunan kepada mereka, dengan sebab doanya orang yang telah diizinkan oleh Allah untuk memperoleh syafa’at, untuk memuliakan orang tersebut dan menempatkannya di tempat yang terpuji.
Jadi, syafa’at yang ditiadakan oleh Al qur’an adalah yang di dalamnya terdapat kemusyrikan. Untuk itu, Al Qur’an telah menetapkan dalam beberapa ayatnya bahwa syafaat itu hanya ada dengan izin Allah; Dan Nabi pun sudah menjelaskan bahwa syafaat itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bertauhid dan ikhlas karena Allah semata”.

Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat-ayat di atas.
2. Syafa’at yang dinafikan adalah syafa’at yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kemusyrikan.
3. Syafa’at yang ditetapkan adalah syafa’at untuk orang-orang yang bertauhid dengan ikhlas, dan dengan izin Allah.
4. Penjelasan tentang adanya syafa’at kubra, yaitu: Al Maqam Al Mahmud (kedudukan yang terpuji).
5. Cara yang dilakukan oleh Rasulullah ketika hendak mendapatkan syafaat, beliau tidak langsung memberi syafaat lebih dahulu, tapi dengan bersujud kepada Allah, menghaturkan segala pujian kepada-Nya. Kemudian setelah diizinkan oleh Allah barulah beliau memberi syafaat.
6. Adanya pertanyaan: “siapakah orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’at beliau?
7. Syafa’at itu tidak diberikan kepada orang yang menyekutukan Allah.
8. Penjelasan tentang hakikat syafa’at yang sebenarnya.

(www.islamhouse.com)