“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Dan Kami panggillah dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
[QS Ash-Shoffat : 102 - 107]
Kisah yang sudah lama dan berabad2 berlalu, tentunya harus menjadi suatu hikmah dan pelajaran bagi kita semua di kehidupan hari ini dan juga kemasa hadapannya
Dari keteguhan serta ketabahan hati yang dimiliki Nabi Ibrahim ini dapat ditarik makna dalam berqurban (mendekatkan diri),
Yang Pertama,
Mendekatkan diri kepada Allah SWT, "Berqurban" itu berarti kesungguhan manusia menyerahkan segalanya kepada Allah, Sang Pencipta. Seperti halnya Nabi Ibrahim yang telah mengikhlaskan putranya (Nabi Ismail) yang sesungguhnya sangat beliau cintai, dengan adanya perintah Allah maka beliau rela untuk mengorbankan putranya tersebut, hal ini tentunya merupakan wujud dari penyerahan dirinya kepada Allah SWT.
Yang kedua,
Mengajarkan manusia untuk berbagi kepada mukmin lainnya, yang pastinya mereka kurang mampu, dengan adanya kurban ini, kaum muslimin, yang kurang mampu juga ikut merasakan, bagaimana indahnya Islam, dengan adanya hari qurban tersebut.
Yang ketiga,
Dengan berqurban, keikhlasan dari manusia itu pastinya diuji, diuji dari sifat rakus dan tamak, akan harta dunia yg mereka senangi. Qurban itu berarti memberikan apa yang menjadi milik kita, yang sangat kita cintai (duniawi) serta apa yang sangat kita sayangi🙏🙏🙏
Semoga kita bisa memetik hikmah dari Firman Allah diatas...
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Dan Kami panggillah dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
[QS Ash-Shoffat : 102 - 107]
Kisah yang sudah lama dan berabad2 berlalu, tentunya harus menjadi suatu hikmah dan pelajaran bagi kita semua di kehidupan hari ini dan juga kemasa hadapannya
Dari keteguhan serta ketabahan hati yang dimiliki Nabi Ibrahim ini dapat ditarik makna dalam berqurban (mendekatkan diri),
Yang Pertama,
Mendekatkan diri kepada Allah SWT, "Berqurban" itu berarti kesungguhan manusia menyerahkan segalanya kepada Allah, Sang Pencipta. Seperti halnya Nabi Ibrahim yang telah mengikhlaskan putranya (Nabi Ismail) yang sesungguhnya sangat beliau cintai, dengan adanya perintah Allah maka beliau rela untuk mengorbankan putranya tersebut, hal ini tentunya merupakan wujud dari penyerahan dirinya kepada Allah SWT.
Yang kedua,
Mengajarkan manusia untuk berbagi kepada mukmin lainnya, yang pastinya mereka kurang mampu, dengan adanya kurban ini, kaum muslimin, yang kurang mampu juga ikut merasakan, bagaimana indahnya Islam, dengan adanya hari qurban tersebut.
Yang ketiga,
Dengan berqurban, keikhlasan dari manusia itu pastinya diuji, diuji dari sifat rakus dan tamak, akan harta dunia yg mereka senangi. Qurban itu berarti memberikan apa yang menjadi milik kita, yang sangat kita cintai (duniawi) serta apa yang sangat kita sayangi🙏🙏🙏
Semoga kita bisa memetik hikmah dari Firman Allah diatas...